Seseorang dikatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan pada pola tingkah laku dan perbuatan yang didukung oleh akal sehat dan pengetahuan dirinya terhadap apa yang dialami baik secara langsung maupun tidak, karena proses belajar juga dipengaruhi oleh factor lingkungan yang membuat sesorang berinteraksi. Sedangkan belajar matematika diartikan sebagai ilmu eksak, ilmu yang berkaitan dengan hitung-hitungan dan angka-angka.
A. Pengertian Diskusi
Menurut Polya dalam (Wikipedia blogspot.com .2011), pekerjaan pertama seorang guru adalah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membangun kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Mengapa hal ini menjadi penting? Alasan pertama adalah karena siswa (bahkan guru, kepala sekolah, orang tua, dan setiap orang) setiap harinya selalu dihadapkan pada suatu masalah, disadari atau tidak. Karena itu pembelajaran pemecahan masalah sejak dini diperlukan agar siswa dapat menyelesaikan problematika kehidupannya dalam arti yang luas maupun sempit.
Dalam pembelajaran matematika ini aspek pemecahan masalah menjadi semakin penting. Mengapa? Ini dikarenakan matematika merupakan pengetahuan yang logis, sistematis, berpola, artifisial, abstrak, dan yang tak kalah penting menghendaki justifikasi atau pembuktian. Sifat-sifat matematika ini menuntut pembelajar menggunakan kemampuan-kemampuan dasar dalam pemecahan masalah, seperti berpikir logis, berpikir strategik.
Menurut Sumardyono, M.Pd dalam “Pengertian Dasar Problem Solving”. Agar sukses dalam menerapkan pembelajaran dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah), maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami makna problem solving.
Metode diskusi dalam hal ini, penulis menyakini bahwa dengan adanya permasalahan yang dihadapi, maka lahirlah apa yang disebut dengan diskusi. Diskusi dapat dilakukan dengan pertanyaan terhadap diri sendiri (rohani) dapat juga dilakukan dengan teman atau sahabat( interaksi social). Metode diskusi adalah salah satu cara yang dilakukan guru dalam pembelajaran , di mana siswa dengan sengaja dikelompokkan atau group untuk membahas permasalahan pembelajaran yang berlangsung. Kegiatan diskusi di sekolah dapat dilakukan di dalam kelas , atau dimodifikasi sedemikian rupa oleh guru ,dengan kata lain guru telah melakukan inovasi, kreatif, kompetensi, dan profesional.
Beberapa keuntungan dan kelemahan dari metode diskusi sebagai berikut.
1. Keunggulan Metode Diskusi
a. Peserta didik memperoleh kesempatan untuk berpikir secara aktif dan kreatif.
b. Peserta didik mendapat kesempatan untuk melatih diri dalam mengemukakan pendapat,sikap,dan aspirasinya secara bebas, disamping itu ia dilatih menghargai pendapat orang lain
c. Mengembangkan sikap demokratis dikalangan peserta didik
d. Menghubungkan atau mendekatkan bahan pelajaran dengan masalah-masalah yang terdapat di masyarakat
2. Kelemahan Metode Diskusi
a. Diskusi memerlukan waktu yang lama, dan sering mengganggu pelajaran lain
b. Peserta didik kurang terlatih dalam mengemukakan pendapat, sehingga mereka tidak dapat berdiskusi
c. Jika guru kurang menguasai konsep diskusi secara matang,sering berubah menjadi tanya jawab,diskusi tidak terarah
d. Seringkali diskusi didominasi oleh siswa yang biasa berbicara,sehingga peserta lain hanya pasif .
Ada beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mengatasi kelemahan metode diskusi antara lain :
1. Dalam menggunakan metode diskusi perhatikan persyaratan berikut :
2. Taraf kemampuan murid.
3. Tingkat kesukuran yang memerlukan pemecahan yang serius agar dipimpin langsung oleh guru.
4. Kalau pimpinan diskusi diberikan kepada murid hendaknya diatur secara bergiliran.
5. Guru tak boleh sepenuhnya mempercayakan pimpinan diskusi pada murid, perlu bimbingan dan control.
6. Guru mengusahakan seluruh murid ikut berpartisifasi dalam diskusi.
7. Diusahakan supaya murid mendapat giliran berbicara dan murid lain belajar bersabar mendengarkan pendapat temannya.
Beberapa langkah yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan metode diskusi berjalan lancar,dan menghasilkan KBM secara efektif sebagai berikut;
1. Rumuskan tujuan dan masalah yang akan dijadikan topik dalam diskusi.
2. Siapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam diskusi
3. Susunlah peranan-peranan peserta dalam diskusi.
4. Berikan pengarahan secukupnya agar peserta terlibat secara aktif
5. Ciptakan suasana kondusif
6. Arahkan jalannya diskusi jangan sampai menyimpang dari tujuan, dan perhatikan waktu yang tersedia
7. Akhiri diskusi dengan memberi kesimpulan, serta jangan mengulur-ngulur waktu
Menurut Gagne dalam Karso (2007: 1.29-30) telah menentukan dan membedakan delapan tipe belajar menurut tingkat kesukarannya, sebagai berikut.
Tahap 1.
Belajar Isyarat ialah belajar sesuatu yang tidak disengaja sebagai akibat adanya rangsangan.
Tahap 2 .
Belajar Stimulus –Respon. Belajar yang memang disengaja dan respon jasmaniah.
Tahap 3.
Rangkaian Gerak. Belajar dalam bentuk perbuatan jasmaniah terurut dari stimulus respon.
Tahap 4.
Rangkaian Verbal. Belajar yang berupa perbuatan lisan dari dua kegiatan stimulus respon.
Tahap 5.
Belajar Membedakan.memisah-misahkan rangkaian yang bervariasi
Tahap 6.
Belajar Konsep. Belajar mengelompokan
Tahap 7.
Belajar Aturan. Siswa mampu memberikan respon terhadap semua stimulus
Tahap 8.
Pemecahan Masalah. Tipe belajar yang paling tinggi.
Pada prinsipnya metode diskusi dapat dikatagorikan termasuk tipe belajar yang paling tinggi, karena dalam metode diskusi siswa berusaha memecahkan permasalahan dari yang sederhana ke yang paling rumit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar